![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0R7LFs2B6GZARBY_c8ayztAF54e_XImiKof5TLtukADadUtRD9GAsVZwuGcinbXBEMLKm1CL1hEY1jD5PWQSUgUCgcCwJklhvY_k_tTgGSNK60beOIriPjy5cdJxZvHle01zRjFetQJha/s1600/Misteri+malam+lailatul+qadar.jpg)
Ramadan
adalah bulan yang sangat dirindukan dan dinanti-nantikan orang-orang
beriman karena kemuliaan dan keagungan yang terdapat di dalamnya. Salah
satunya adalah Lailatul Qadr. Sebagaimana Allah Swt telah mensinyalir
dalam Alquran:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) saatLailatul Qadar(malam kemuliaan).Dan tahukah kamu apakahLailatul Qadaritu?Lailatul
qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun
malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar.” (QS Al-Qadr: 1-5)
Allah SWT memberitahukan bahwa Dia menurunkan Alquran pada malamLailatul Qadar, yaitu malam yang penuh keberkahan. Allah ta'ala berfirman:“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Alquran) pada suatu malam yang diberkahi.” (QS Ad-Dukhaan: 3). Dan malam itu berada di bulan Ramadan, sebagaimana firman Allah Ta'ala: “Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an.” (QS Al-Baqarah: 185).
Lalu, apakah Lailatul Qadr itu
? Seberapa besarkah keagungan dan keutamaannya? Jika malam itu terjadi,
apa yang sebaiknya kita lakukan saat kita merasakan atau berada pada
malam tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik untuk kita ungkapkan dalam rangka memperoleh Lailatul Qadr. Sekalipun pertanyaan-pertanyaan tersebut bukanlah sesuatu yang baru, tapi memiliki bobot tersendiri dan sangat relevan.
MenurutQuraish Shihab, kata 'Qadar' (قدر) sesuai dengan penggunaannya dalam ayat-ayat Alquran dapat memiliki tiga arti, yaitu:
1. Penetapan dan pengaturan. Sehingga Lailatul Qadr dipahami
sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Penggunaan
'Qadr' sebagai ketetapan dapat dijumpai padasurat Ad-Dukhanayat 3-5:“Sesungguhnya
Kami menurunkannya (Alquran) pada suatu malam, dan sesungguhnya Kamilah
yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan semua urusan yang
penah hikmah, yaitu urusan yang besar di sisi Kami.”
2.
Kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia
karena terpilih sebagai malam turunnya Alquran. Penggunaan Qadar yang
merujuk pada kemuliaan dapat dijumpai padasurat Al-An'am(6): 91 yang
berbicara tentang kaum musyrik:“Mereka
itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala
mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada
masyarakat.”
3.
Sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena
banyaknyamalaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalamsurat
Al-Qadr. Penggunaan Qadar untuk melambangkan kesempitan dapat dijumpai
padasurat Ar-Ra'dayat 26:“Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya).”
Ibnu Abbas ra berkata: “Allah
menurunkan Al-Qur’anul Karim keseluruhannya secara sekaligus dari Lauh
Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar.
Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah saw sesuai
dengan konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun.”
Malam itu dinamakan Lailatul Qadar karena
keagungan nilainya dan keutamaannya di sisi Allah swt. Juga, karena
pada saat itu ditentukan ajal, rezki, dan lainnya selama satu tahun,
sebagaimana firman Allah:“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Ad-Dukhaan: 4).
Kemudian, Allah berfirman mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang Dia khususkan untuk menurunkan Al-Qur’anul Karim: “Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu?”.
Selanjutnya Allah menjelaskan nilai keutamaan Lailatul Qadar dengan firman-Nya: “Lailatul Qadar itu lebih baik dari pada seribu bulan.”
Beribadah
di malam itu dengan shalat tarawih, shalat tahajjud, membaca Alquran,
dzikir, doa, istighfar, taubat kepada Allah dan sebagainya. Sama dengan
beribadah selama seribu bulan di waktu-waktu lain. Seribu bulan sama
dengan83 tahun 4 bulan. Lalu Allah memberitahukan keutamaannya yang
lain, juga berkahnya yang melimpah dengan banyaknya malaikat yang turun
di malam itu, termasuk Jibril. Mereka turun dengan membawa semua
perkara, kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan takdir
Allah. Mereka turun dengan perintah dari Allah. Selanjutnya, Allah
menambahkan keutamaan malam tersebut dengan firman-Nya: “Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar”(QS Al-Qadr: 5)
Maksudnya,
malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikit
pun ada kejelekan di dalamnya, sampai terbit fajar. Di malam itu, para
malaikat -termasuk malaikat Jibril mengucapkan salam kepada orang-orang
beriman. Dalam satu hadits shahih, Rasulullah Saw menyebutkan keutamaan
melakukan qiyamul lail (sholat malam) di malam tersebut. Beliau
bersabda:“Barangsiapa
melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar karena iman
danmengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah
lalu.”(Hadits Muttafaq ‘Alaih)
Tentang waktunya, Rasulullah Saw bersabda:“Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.”(HR Al-Bukhari, Muslim dan lainnya).
Yang dimaksud dengan malam-malam ganjil yaitu malam21, 23, 25, 27, dan 29. Lailatul Qadr itu
dapat kita ketahui dari tanda-tandanya. Ahli hadits seperti Muslim,
Ahmad, Abu Daud, dan Turmudzi meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda, “Saat
terjadi Lailatul Qadr, malam terasa jernih, terang, dan tenang. Cuaca
Sejuk. Tidak terasa panas. Tidak terasa dingin. Dan pada pagi harinya
matahari terbit dengan terang benderang tanpa tertutup satu awan.”
Adapun
mengenai amalan apa yang sebaiknya dilakukan pada malam kemuliaan ini,
beberapa kitab telah memuatnya dengan sangat lengkap. Diantaranya kita
diharapkan memperbanyak doa, misalnya sebagai berikut:
"Ya
Allah, perbaikilah untukku agamaku yang merupakan penjaga urusanku, dan
perbaikilah untukku duniaku yang di dalamnya adalah kehidupanku, dan
perbaikilah untukku akhiratku yang kepadanya aku kembali, dan jadikanlah
kehidupan (ini) menambah untukku dalam setiap kebaikan, dan kematian
menghentikanku dari setiap kejahatan.”
“Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku”
"Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari siksa Neraka.”
Wallahu A’lam Bisshowab…
Detik